.
Home » , » Pemerkosaan Makna Jama'ah Tanpa Imam Oleh Salafy aka FRIH

Pemerkosaan Makna Jama'ah Tanpa Imam Oleh Salafy aka FRIH

Written By Unknown on Rabu, 20 Maret 2013 | 04.43


Konsep jama'ah tanpa imam digadang-gadang oleh hizb Salafy aka FRIH akhir-akhir ini. Entah niatnya ingin menyesatkan atau memang sudah terlanjur salah dan gengsi untuk 'ittiba pada jalan Salafush Shalih yang sebenarnya, konsep jama'ah tanpa imam ini terus didengungkan hingga hari ini. Ibarat disuruh menggambar, hizb ini bagaikan menggambar seeokor ayam tanpa kepala. Dan dengan Pede (dan bebal -pen) berseraya: "Ini lho ayam, ayam terbaik, ayam pilihan".




Kenapa Salafy aka FRIH tetap ngotot memahami jama'ah itu tidak perlu punya imam?
Mari kita telaah argumen hizb ini:

1. Jama'ah adalah "Tempat berkumpulnya Ahli Haq walaupun sedikit" (kalau tidak salah atsar Ali Radhiallah Anhu)
2. Dalam riwayat dikatakan "apa yang saya dan para shahabatku berada diatasnya" (al-hadits)
3. Dalam Riwayat dikatakan ”Jama’ah adalah apa yang sesuai dengan kebenaran meski engkau sendirian.” (ibnu Mas'ud)

Dari 3 point di atas, adakah yang menyarankan bahwa berjama'ah itu boleh tanpa imam? Tidak ada. Kalaupun yang nomer 3 nyerempet2, itu karena memang kalau sudah sendirian ya ngga mungkinlah jadi imam sekaligus menjadi "rukyah". Kalau sudah sendiri, tentu saja cuma bisa bertahan dengan mengikuti kebenaran sendirian. Kalau lebih dari satu orang? mungkin point nomer 1 lah jawabannya. Tetapi tetap saja Tidak Ada dari point di atas yang menyatakan bahwa jama'ah itu tidak perlu imam.


Saya ingin beranalogi seperti ini: "Kuda itu kakinya empat". Tiba-tiba  seekor keledai berkata: "Aku kakinya 4 lho, berarti aku seekor kuda".

Maksud saya, meskipun kuda itu kakinya 4, belum tentu semua yang kakinya 4 itu kuda. Apa relevansinya? Begini, penjabaran tentang apa itu jama'ah di hadits banyak sekali. Salah satunya point nomer 2 di atas: jamaa'h adalah apa yang saya (nabi) dan para sahabatku berada di atasnya. Haditsnya tidak salah.
Jama'ah memang apa yang nabi dan para sahabat berada di atasnya.

Tetapi yang ngaco adalah, tiba-tiba sang hizb Albaniyah dengan gaya "selonong boy" nya langsung berujar: "karena saya pede bahwa saya sesuai dengan nabi dan para sahabat, berarti sayalah jama'ah yang dimaksud, meskipun saya tidak punya imam". Di mana ngaconya? Hadits di atas hanyalah salah satu dari sekian hadits yang mendeskripsikan jama'ah. Jadi si keledai (analogi saya tadi) seharusnya jangan keburu nafsu berkata "sayalah kuda,karena kaki saya 4".

Si keledai ini sudah seharusnya mencari deskripsi tambahan supaya jangan malu-maluin. Ternyata di hadits lain jelas sekali misalkan di hadits Muslim ada deskripsi: "Tetapilah jama'ah dan imam mereka". Coba lihat tulisan saya sebelum ini tentang hadits Hudzaifah mengenai jaman khoir dan syar. Di situ juga jelas tertulis: "jama'ah dan imam".

Jadi ternyata di hadits lain sangat jelas diterangkan bahwa jama'ah itu PADANANnya ialah imam. Apakah hadits ini bertentangan dengan hadits "aku dan para sahabatku berada diatasnya?" Tentu tidak sodara2ku. Hadits ini sebagai PELENGKAP deskripsi tentang jama'ah. Apa buktinya? Nabi dan para sahabat berjama'ah dengan mengangkat imam. Jaman nabi, tentu imamnya nabi sendiri. Setelah nabi wafat, diteruskan 4 kholifah sebagai imam, dst.

Jadi yang dimaksud aku dan para sahabatku berada di atasnya adalah: Nabi dan para sahabat melakoni jama'ah dengan mengangkat imam. 

Balik ke analogi keledai tadi, rupanya sang keledai tidak cermat bahwa di kesempatan lain kuda itu dideskripsikan dengan telinga yang kecil (tidak panjang seperti keledai). Keledai tetaplah keledai yang bertelinga panjang meskipun berkaki 4. Kalau masih ngotot jama'ah itu tidak perlu imam, mungkin memang anda hizb Albaniyah sudah ditakdirkan sebagai keledai yang tidak punya urat kemaluan lagi.

Intinya: jangan cepat mengambil kesimpulan karena saya sudah ikut pengajian Salafy bodong otomatis saya sudah jama'ah tanpa perlu mengangkat seorang imam.

NB: Sedikit tambahan, point nomer 1 mengenai "jama'ah adalah berkumpulnya ahli haq meskipun sedikit", akan saya kupas di tulisan yang lain (insya Allah). Tetapi saya beri sedikit clue: hujah ini menunjukkan bahwa KEGEMARAN hizb albaniyah mensubstitusi (secara serampangan) kata "imam" dengan "penguasa negara", ternyata memang merupakan pemerkosaan arti jama'ah itu sendiri. Di sini jelas sekali bahwa "jamaah adalah berkumpulnya ahli haq meskipunsedikit" justru men-support argumen: untuk mendirikan jama'ah tidak perlu dimulai dengan skala negara. Tetapi itu akan dibahas lain waktu, insya Allah.

Wallahu 'alam
Share this article :

+ komentar + 23 komentar

Anonim
18 Mei 2013 pukul 06.51

Yg pasti yg sy yakini bahwa menilik pengertian jama'ah yg satu ini, sesuai dg sabda rosululloh SAW "apa yg aku perbuat dan diperbuat sahabatku", yg mjd kenyataan adl setlh rosul wafat (sdh pasti klu setiap rosul adlh pemimpin bagi kaumnya), para sahabat sibuk memilih pemimpin (khalifah), shg pemakaman rosululloh SAW jg termundurkan. Ini menunjukkan bahwa dlm jama'ah ada pemimpinnya.
Sampai masa khulafaur rosyidin semua sepakat, sampai masa raja-2 (meski bergelar khalifah) org msh sepakat. Ttp setlh masa-2 terpuruknya Islam shg banyak umat islam ada dibawah ketiak org-2 barat (baca: yahudi-nasrani) timbul masalah didlm kepemimpinan (mereka jelas nggak mau klu Islam itu bersatu).
Sy tanya sama mas reyhan, apakah imamnya mas reyhan itu memiliki kualifikasi sama sbgmn para khulafaur rosyidin itu, atau setidaknya spt raja-2 (yg bergelar khalifah atau sultan) itu?
Klu ya apa faktanya? klu bukan kenapa? (dan terus harus bagaiman)?
Nanti klu sudah ada jawaban kita lanjutkan tabayun kita...enakan pake kalimat yg halus, benar, tp tegas kan ya mas ya, daripada pake kata-2 bongkar, hancurkan...masa masih belum ada tabayun dan penelitian yg seksama dan adil, masak sudah bilang hancurkan, bubarkan..ya pada berantem semuanya klu begitu.. Kapan orang Islam akan bersatu.

Anonim
18 Mei 2013 pukul 06.54

Oh ya mas reyhan, pemimpin yg dimaksud adalah pemimpin yng didlm menghukumi, menggunakan semata-mata hanya hukum Alloh SWT dan Rosululloh SAW...bukan yg lain pastinya (nggak usah disebut kan mas, nanti banyak yg marah).

21 Mei 2013 pukul 03.36

Sy tanya sama mas reyhan, apakah imamnya mas reyhan itu memiliki kualifikasi sama sbgmn para khulafaur rosyidin itu, atau setidaknya spt raja-2 (yg bergelar khalifah atau sultan) itu?

Jawaban ana:
Menurut ana imam-imam kami sudah memiliki kualifikasi sama dengan para ulama terdahulu sesuai dengan qur'an hadits yang berbentuk jamaah ini yang terus berusaha untuk mengurus para rukyahnya agar terhindari dari nerakaNya Alloh dan sama-sama masuk surgaNya Alloh

21 Mei 2013 pukul 03.41

Ya, betul imam yang dimaksudkan dalam jama'ah bukanlah pemimpin negara / presiden karena pemimpin negara / presiden tidaklah sesuai dengan qur'an dan hadits baik saat pengangkatannya maupun hukum-hukum yang dipakainya dalam mengatur rakyatnya

Anonim
29 Mei 2013 pukul 21.54

Nah, itu kan menurut mas Reyhan kan? Bisa nggak, yg benar menurut mas Reyhan diberlakukan secara umum. Mas Reyhan sudah membaca kitab-2 ulama-2 terdahulu itu semua apa belum? Klu ulama generasi abad 2 ~ abad ke 9 Hijriyah tentu belum menemui situasi zaman spt skrg ya mas, yg mana kondisi kepemimpinan belumlah semeriah spt masa akhir ini (meski kita yakin bahwa setelah masa-2 ini, nanti akan muncul era khalifah ala minhajun nubuwah sgmn zaman khulafaur rosyidin. yg tentunya dg konteks zaman yg mana masa itu akan datang, yg saya yakini secara hakikat akan sama).
Nah, apakah masa itu spt yang mas Reyhan yakini itu sekarang??
Klu mas meyakini spt itu, itu mjd haknya mas Reyhan, dan klu ada org lain meyakini hal yg lain, ya itu mjd hak mereka.
Klu menurut saya, klu mas Reyhan meyakini bahwa kedudukan imamnya mas Reyhan itu sama persis dg kedudukan para khulafaur rosyidin dahulu, saya yakin mas Reyhan harus lebih banyak membaca kitab-2 yang terkait dengan "jama'ah wal imamah" dari ulama-2 generasi-2 H sampai ulama-2 generasi saat ini, supaya mas Reyhan memiliki pemahaman yang lebih adil terkait bab "jama'ah wal imamah".
Sementara itu dulu, nanti akan kita lanjutkan lagi sambil menunggu respond dari mas Reyhan dulu.

Anonim
8 Juni 2013 pukul 18.12

Mas Anonim di atas maksudnya apa ya?
Tujuan nanya kualifikasi imam itu untuk apa

Anonim
9 Juni 2013 pukul 03.13

Untuk mas anonim di atas:
Klaim dan realistas itu harus seimbang dan benar, karena akan menunjukkan kebenaran atas penerjemahan atas suatu dalil-2 dg aplikasi dari dalil-2 itu.
Hal tsb, berimplikasi dg penggunaan dalil-2 terkait dg imamah, yaitu terkait dg hak-2 dan kewajiban-2 nya, apakah layak dalil-2 itu digunakan apabila seorang amir yg ditunjuk oleh para pengikutnya, karena terkait dg org lain yg tdk sepakat, karena secara hakikat umumnya amir itu berkuasa atas org yg sepakat dan yg tdk sepakat menunjuknya sebagai amir...
Banyak contoh aplikasi dalil-2 jama'ah wal imamah ini terkait dg amir yg se tipe dg amir di LDII.
Sbg contoh: amir/mundzir Jama'ah Anshorussunnah Muhammadiyah yg ditegakkan di Mesir pd thn 1926, yg pendiriannya disokong oleh syech abu samah (salah satu guru syech Nurhasan) dan oleh pemerintah Mesir (awalnya kerajaan Mesir saat itu) ya mereka bergerak dalam rangka dakwah ahlussunnah wal jama'ah yg berusaha melalui tarbiyah dan harokoh mempraktekkan islam secara murni. Dan amir/mundzir mereka tdk menilai diri mereka sbg amir sbgmn raja atau sultan yg ada unsur daulah dlm penegakannya.
Nah, sebenarnya ini nggak beda dg jama'ah LDII...masalahnya banyak diselisihi di luaran krn menekankan bhw amirnya sbgmn raja atau sultan, sdg secara realitas tdk menunjukkan hal yg spt itu, krn hanya menjadi pemimpin utk org-2 yg mengikuti/sepaham saja, di luar itu tidak bisa disentuh aturan yg mengikuti syariat Islam, krn memang tdk tegak daulahnya. Realitasnya adl amir di LDII tdk mampu utk menerapkan hukumnya thd org-2 yg ada di wilayah dimana dia berada (Indonesia) secara umum, hanya pengikut saja yg bisa digerakkan...
Nah, kualifikasi itulah yg sy maksud, krn contoh sempurna pada masa khulafaur rosyidin penegakan hukum amir/khalifah bisa berjalan umur sesuai dg syariah, kmdn pd masa raja sampai masa kekaisaran Turki usmani bahkan skrg sbg contoh Arab Saudi mampu menegakkan hukumnya secara umum atas penduduknya, apakah itu ahlussunah, mu'tazilah, murjiah, atau syi'ah sekalipun. Di Arab Saudi nggak semua org ahlussunnah, yg hobi bid'ah banyak, yg syiah di wilayah Selatan sangat banyak..
Itu yg saya maksud dg kualifikasi...semoga sedikit bisa dipahami dan dimengerti.

Anonim
9 Juni 2013 pukul 03.33

Tambahan:
Menyimak pengertian Jama'ah yg secara mashur banyak dipakai adalah ucapaan Rosululloh: "Ma'ana alaihi wa ashabihi" - "Spt yg aku perbuat dan diperbuat oleh sahabatku". Nah, dari sini kita lihat apa yg telah diperbuat oleh Rosululloh sejak diangkat oleh Alloh SWT sbg Nabi dan Rosul, masa di Makkah, masa awal di Madinah, setelah kuatnya muslim di Madinah, Rosul wafat dan digantikan oleh para sahabat (khulafaur Rosyidin)...itulah contoh perbuatan dan realitas atas pelaksanaan dalil-2 jama'ah yg sempurna (meski di dalamnya ada fitnah, contoh fitnah: terbunuhnya Usman, perang jamal, perang shiffin, wafatnya Ali, dll).
Kmdn diteruskan raja-2 dinasti umayyah, diteruskan lagi dinasti abbasiyah, dinasti turki usmani, tegaknya hukum-2 barat di negeri-2 yg penduduk islamnya amat sangat banyak...
Anda nggak bisa meninggalkan realitas itu semua, dan menutup mata seolah-2 jama'ah itu baru tegak tahun 1941...dan seolah-2 islam yg murni itu baru ada tahun 1941???? Klu spt itu anda adalah korban doktrin hizbi...dan ini banyak contohnya sepanjang masa sejarah islam. Mungkin and perlu membaca ensiklopedi aliran-2 islam yg pernah muncul di dunia sejak abad 1 H sampai abad 15 H.
Menurut saya hal itu penting, spy anda bisa berbuat adil di dalam melihat jami'ah-2 islam yg ada yg begitu banyak dg distorsi hukum-2 islam yg beragam, bukan hanya di sini (Indonesia), tetapi di seluruh dunia, supaya kita nggak merasa paling pol, krn klu sdh merasa spt itu (itu bukan bangga krn syukur, tp sdh mengarah pd ujub dan sombong) akan sgt sulit bisa berbuat adil dan sy jamin pake kaca mata kuda insyaAlloh.
Anda mendapat kebenaran Islam yg murni layak kita berbangga (spt dijelaskan di tafsir ibnu katsir) dengan bangga karena syukur mendapatkan taufik, bukan bangga dg ke pol annya, shg mjd ujub dan sombong...ini yg banyak dipraktekkan oleh org-2 di jami'ah LDII....yg jelek-2 ini yg perlu diperbaiki, yg sudah bagus-2 dan sesuai dg syariat islam, mari kita tetapi hingga ajal kita menjemput dan berharap semoga Alloh SWT selalu memberikan hidayah yg berupa taufik ini hingga ajal kita diambil.

Anonim
20 Juni 2013 pukul 01.09

kalo yg di indonesia tahun 1941 baru ada, sebelumnya ya urusan mereka yg sebelum 1941 dong masa hal yg sudah lewat suruh mikirin,, yg dipikirkan dan diperbuat ya setelah 1941 dong,,, logis nggak nih,,,, saya wong seneng ngaji

Anonim
20 Juni 2013 pukul 10.33

Mas yg diatas bisa menunjukkan faktanya nggak yg tahun 1941, itu fakta atau katanya ceritanya org-2 tua aja???
Sepertinya mas di atas nggak punya rujukan apapun terkait masalah jama'ah wal imamah, karena nggak bisa menjelaskan dengan detail dan baik tarikh islam. Tp yg nggak apa-2, kalau keyakinannya spt itu ya monggo aja, iya kan mas "wong seneng ngaji"

Anonim
24 Juli 2013 pukul 21.36

Saya dulu masuk jama'ah LDII tahun 1987/88 diceritakan kalo tahun 1941 Pak NurHasan datang keIndonesia kmd keliling ke Indonesia utk mencari Jamaah/Keimaman sudah ada apa belum, krn blm ada kmdn baru tahun 1960 atau 1961 dibentuklah keimaman oleh P. NurHasan. Kok ceritanya berubah-ubah ya?1941 apa 1961?. Dan yang masih jadi pertanyaan saya dari dulu sampai skrg dan blm terjawab adalah Kenapa Bpk NurHasan tdk takut kalo mati sewaktu-waktu padahal mulai dari Mekah tahun 1931 s/d tahun 1960 tdk menetapi jamaah (krn ingat saudara2 yg di Indonesia), padahal kalo tdk menetapi jamaah adalah mati jahiliyah (menurut pngertian yg diberikan sewaktu ngaji adalah mati kafir).Sedangkan kalo menetapi Jamaah, baiat pertama tdk boleh dicabut.Tolong siapa yg bisa njawab ya? Soalnya kalo nanya macam2 di forum Jamaah takut dibilang Resolusi,tdk taat, sudah terpengaruh dsb.

29 Agustus 2013 pukul 20.13

Bantahan terhadap konsep keimaman dan manqul ala LDII silahkan di download:
http://www.4shared.com/file/oPV77FVf/Imamah_dan_manqul.html

carilah KEBENARAN bukan PEMBENARAn,,,

Anonim
17 September 2013 pukul 03.05

makna jama'ahnya sudah pas yakni maa anaa 'alaihi waskhaabih....tp aqidah dan ijtihad2nya masih banyak yg tdk sesuai manhaj maa anaa 'alaihi wa ash-khaabih///
spt aqidah takfiri...jelas2 rasul bersabda islam terbagi menjadi 73 golongan....tp knp islam selain jama'ah LDII menghukumi kafir terhadap islam yg 72 lainnya...."""?
apa benar sabda rasul islam terbagi 73 firqoh yg 72 adalah kafir yg 1 adalah jama'ah...apakah ini tdk keblinger...???
satu contoh ijtihad nyeleneh.....satelah khotbah 'idul adlha disunnahkan memotong hewan korban ...akan tetapi sunnahnya LDII khotbah berbahasa indonesia setelah khotbah 'idul adlha....apakah ini tdk menyimpang dari pengertian maa anaa 'alahi wa ash khaabih...??? tolong dipahami hadisnya....sunnah Allah rasul hendaklah dikedepankan....memang tdk semua ijtihad itu benar....untuk referensinya adalah sebuah hadis yg artinya demikian .... bila mana seorang juru hukum berijtihad dan benar maka dia mendpt 2 pahala [ pahala ijtihadnya dan pahala benarnya dlm ijtihad ],dan bila salah dlm berijtihad maka hanya dpt satu pahala....menurut saya khotbah berbahasa indonesia sangat menyimpang dari pengertian maa anaa 'alaihi wa ash-khaabih....dan ada beberapa lg dari program2 islam ldii yg tdk sesuai dg manhaj maa anaa 'alaihi wa ash-khaabih....akan tetapi satu atau dua contoh yg saya sebut diatas bisa dijadikan pertimbangan ke yang lain2....barookallaahu lakum..'afwan

Anonim
17 September 2013 pukul 03.14

ralat komen yg atas....
makna'pengertian dari jama'ahnya sudah pas yakni maa anaa 'alaihi waskhaabih....tp aqidah dan ijtihad2nya masih banyak yg tdk sesuai manhaj maa anaa 'alaihi wa ash-khaabih///
spt aqidah takfiri...jelas2 rasul bersabda islam terbagi menjadi 73 golongan....tp knp islam-islam lain selain islam jama'ah LDII dihukumi kafir ...."""?
apa benar sabda rasul islam terbagi 73 firqoh yg 72 adalah kafir yg 1 adalah jama'ah...bukankah ini pemahaman yg keblinger......??? percayalah islam terbagi atas 73firqoh dan yg 72 bukan sbg kafir..yahudi dan nasrani juga terpecah jd 73 firqoh tp mereka tetep yahudi dan nasrani meski mereka terbagi sama2 menjadi 73golongan...
satu contoh ijtihad nyeleneh.....satelah khotbah 'idul adlha disunnahkan memotong hewan korban ...akan tetapi sunnahnya LDII khotbah berbahasa indonesia setelah khotbah 'idul adlha....apakah ini tdk menyimpang dari pengertian maa anaa 'alahi wa ash khaabih...??? tolong dipahami hadisnya....sunnah Allah rasul hendaklah dikedepankan....memang tdk semua ijtihad itu benar....untuk referensinya adalah sebuah hadis yg artinya demikian .... bila mana seorang juru hukum berijtihad dan benar maka dia mendpt 2 pahala [ pahala ijtihadnya dan pahala benarnya dlm ijtihad ],dan bila salah dlm berijtihad maka hanya dpt satu pahala....menurut saya khotbah berbahasa indonesia sangat menyimpang dari pengertian maa anaa 'alaihi wa ash-khaabih....dan ada beberapa lg dari program2 islam ldii yg tdk sesuai dg manhaj maa anaa 'alaihi wa ash-khaabih....akan tetapi satu atau dua contoh yg saya sebut diatas bisa dijadikan pertimbangan ke yang lain2....barookallaahu lakum..'afwan

Anonim
17 September 2013 pukul 03.16

orang islam yg masih mempunyai kepahaman 72 firqoh isalm sbg kafir dan mengklaim bahawa dirinyalah yg islam ... berarti diya tdk lagi mengakui sabda Nabinya.......????

Anonim
25 Oktober 2013 pukul 23.34

Ajaran yang diajarkan di LDII adalah bentuk ISLAM yang sebenarnya, betul saya setuju keamiran yang di konsepkan LDII sebenarnya adalah keamiran kecil, yang mana suatu saat nanti akan muncul Kekhalifahan besar, dari yang saya pahami dari pelajaran LDII, pada saat pak Nurhasan berusaha menyebarkan konsep ini di Indonesia dulu beliau pasti sudah mengira ngira tidak akan masuknya konsep ini kedalam pikiran orang Indonesia saat itu, yang mana Syirik, Khurofat, Tahayul dan Bid'ah sangat kuat merajalela dimana mana, bahkan sebenarnya banyak Kyiai Besar yang pernah belajar di Darul Hadist pastinya juga tau mengenai konsep ke amiran ini tetapi tidak menjalankannya dengan alasan menunggu khalifah, sehingga inilah yang menyebabkan pak Nurhasan harus pakai cara keras agar bisa menarik perhatian, berbagai cara yang anda bilang sebagai khawarij perlu dilakukan, agar ajaran ISLAM yang benar selalu terjaga,..... berawal dari perlunya tindakan ini dilakukan sampai terlalu berakarnya sampai sekarang, ..... tapi pada dasarnya ajaran LDII itu benar,

Anonim
13 Januari 2014 pukul 02.01

http://www.eramuslim.com/ustadz-menjawab/arti-berbaiat.htm#.UtO23YFIB-c

http://malang.muhammadiyah.or.id/content-91-sdet-gerakan-jamaah-dakwah-jamaah-dalam-muhammadiyah.html

Anonim
4 April 2018 pukul 16.15

Mengangkat imam bagi seseorang adalah pilihan hati. Apalagi bagi yg sudah banyak ngaji dan tau banyak rujukan, tentu mjd dalil yg kuat bagi dirinya untuk berbaiat kpd seorang imam atau tdk. Setidaknya hati saya cukup yakin hanya dg satu hadist shohih bukhori, "talzamu jama'atal muslimin wa imamahum". Kata ustadz2 sih namanya hadist bukhori muslim tdk diragukan kebenaranya, pasti benar, krn memang zaman fitan itu ada, krn itulah ahli hadist ada yg membuat bab trsendiri ttg zaman fitan (kitabul fitan).

Sekarang smua tinggal urusan kita sama Alloh ttg apa yg kita yakini masing2. Hanya Alloh yg tahu kebanaran ttg konsep keimaman ini.

Jd mari kita jalani apa yg mjd keyakinan kita masing-masing dg penuh toleransi dan tolong menolong apapun perbedaan kita, krn toleransi dan tolong menolong berlaku bagi semua umat bkn hanya kpd orang islam, atau orang yg sefaham dg kita.

Semoga Alloh menyatukan semua umat islam di syurga nanti saat semua penghuni syurga dan neraka akan dikekalkan. Krn pada hakikatnya kita menyembah Tuhan yang sama, bkn mnyembah berhala yg pasti kekal di neraka. Alloh akan memasukan orang islam kedalam syurga meskipun hanya ada sebiji keimanan, tentunya dg masuk neraka dahulu untuk membersihkan dosa dosanya. Tuhan kita sama, tujuan kekal kita juga sama.

Alloh maha mengetahui kebenaran, kita hanya bs meyakini dan mengamalkan apa yg mjd keyakinan kita.

31 Juli 2018 pukul 17.41

Alhamdulillah

28 September 2018 pukul 10.02

Setuju sama yg nge post,jangan sampai tanpa imam😁🙏

3 Januari 2019 pukul 03.12

Kasian ya pada yg subhat ,mas kata nabi kalau sendiri itu dikatakan uzlah, tapi apakah bapak imam hanya mengutip satu hadist?? ,Dikatakan "ku angfusakum waahlikum naro" ,artinya selagi bisa mengajak kebaikan ya ajaklah pada kebaikan dan kebenaran, jangan terkecoh dengan satu dalil mas.

3 Januari 2019 pukul 03.15

Mas kenapa dalilnya ga dilanjutkan? Salafi memaknai inahu laislama ila biljamaah juga mentok disitu , kenapa tidak dilanjutkan bahwa wala jamaata ila biimaroh, kenapa tidak dilanjutkan bahwa sintani wa sabauna finnar wawahidotun fil jannah fayazamil jamaah?? Jangan separo" mas sama dalil

12 Februari 2019 pukul 01.22

Man mata bighoiri imamin mata mitatan jahilyah.

Posting Komentar

Jazaakumullahu Khoiron Atas Komentarnya

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Membongkar Kesesatan FRIH - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger